Komunitas dan Bisnis

Komunitas dan bisnis tidak bisa dipisahkan.

Bagaimana teteh mengurus komunitas hingga terus berkembang dengan banyak member loyal? #pertanyaan ini masuk ke saya hampir setiap saat dan rasanya ini wajib saya share panjang kali lebar di postingan ini.

KOMUNITAS DAN BISNIS

Sebetulnya mendirikan dan mengembangkan sebuah komunitas bukanlah sesuatu yang mudah, tapi juga tak perlu dianggap sulit, karena semakin dikatakan sulit ya akan semakin sulit, maka saya menggunakan kacamata sederhana dalam membingkai perjalanan membangun dan mengelola komunitas ini

Dimulai dari untuk apa komunitas ini saya dirikan? dan saya mendirikannya untuk berbagi pengalaman saya di bisnis kepada perempuan lain, supaya pengalaman ini bisa dijadikan pijakan awal bagi yang baru memulai bisnis

Karena target saya perempuan yang memulai bisnis maka hingga hampir 12 tahun ini mereka yang aktif ya memang yang memulai bisnis

Member yang sudah bisnisnya berkembang kadang saya jadikan partner membina komunitas atau sudah hilang tanpa jejak karena kesibukan

Member menghilang atau keluar masuk, ya tak apa juga, tetap fokus pada tujuan awal, bukan lebay sama yang pergi hahaha

Mental juga penting dalam mengembangkan komunitas, tidak selalu komunitas itu asyik, pahitnya juga banyak, dan saya anggap pahitnya adalah pembelajaran saya untuk bekal mengembangkan lebih banyak orang dengan lebih banyak kepala, dua orang aja bisa beda keinginan, apalagi sampai ribuan orang, kan?

Maka mental harus sehat, nggak mudah baper, sensitif, atau over thinking. Saya harus terbiasa bertemu masalah dan pakai ilmu serta intuisi menyelesaikannya, nggak perlu ngajak ribut orang yang bikin ribut, nggak perlu terpancing pada keributan, tak perlu memihak salah satu yang ribut, harus obyektif sebagai pemimpin dari komunitas.

Masalah dalam komunitas biasanya saya endapkan dalam waktu sesingkat mungkin lalu ambil keputusan secepat mungkin, kenapa harus cepat? karena terkait menyelamatkan lebih banyak orang dalam komunitas bukan kepentingan satu dua orang, bahkan bukan kepentingan saya as a founder.

Banyak kebijakan saya lakukan dalam komunitas, misal tidak boleh beriklan bebas, tidak menerima kaum adam dalam komunitas, hingga mengganti Korwil, semua kebijakan jelas ada pro dan kontra, tapi kebijakan dan peraturan harus dibuat untuk kebaikan bersama.

Saya juga tidak baper jika ada yang over thinking sama saya, itu hak mereka yang tidak bisa saya kendalikan tapi saya bisa mengendalikan pikiran saya untuk tidak terbawa dalam negatifitas orang lain, selesai

Oh ya, saya juga tipikal yang mengejar ada batasnya, misal saya menawarkan seseorang kolaborasi atau menawarkan sesuatu namun tidak ditanggapi dalam 3 kali maka akan saya lepaskan, lupakan, dan fokus ke yang bisa bersama-sama melakukannya. Hal ini juga penting untuk melatih mengendalikan komunitas.

Misal, bertemu dengan member yang satu dua tiga kali diberikan arahan tetep ngeyel, saya akan end-kan hubungan dan keanggotaan. Berteman tetap tapi tidak dalam perahu yang sama.

Konsisten juga penting dalam mengelola komunitas, harus hadir berkala, berbagi berkala, dan siap meramaikan, apakah grupnya sepi atau rame ya bukan masalah untuk tetap berbagi kebaikan.

Lalu, dalam berkomunitas tak bisa sendirian, biasanya saya akan berkolaborasi menjaga komunitas dengan member yang mau dan siap membagikan pengalamannya secara konsisten.

Membangun team work secara positif sehingga para team work memang harus positif, melatih mental mereka, dan siap bergerak bersama.

Intinya dalam komunitas harus siap berbeda tapi untuk saling menyempurnakan bukan menjatuhkan.

Perbedaan bisa dilihat di foto ini, dalam satu frame setiap orang entah punya gaya dan konsentrasinya masing-masing wkwkwkw. Apa rencana komunitas yang dibuat untuk bisnis juga?

Leave a Comment