Saya selalu menekankan, menulis cerita sejarah pribadi itu penting.
“Menulis adalah salah satu paling tepat untuk menumpahkan rasa.” ujar saya di depan puluhan pelajar YPPA Cipulus.
MENULIS CERITA SEJARAH PRIBADI
Saya lalu cerita saat seusia mereka berjuang mengatasi keminderan karena himpitan ekonomi hingga persoalan keluarga nyaris broken home dengan menulis.
Saya menceritakan kisah ini:
Saat saya cemburu pada anak-anak lain, saya tuliskan
Saat saya marah pada keadaan, saya tuliskan
Saat saya kesal, saya tuliskan
Selesai ditulis, hati lebih lega dan bahagia, dan saya lebih siap menatap masa depan
Lalu saya cerita ini:
Jika saya ingin punya rumah, saya tuliskan
Saya ingin punya uang, saya tuliskan
Saya ingin sukses, saya tuliskan
Melalui tulisan saya lebih mengekspresikan diri lebih positif meski dalam keadaan negatif.
Di awal cerita tak terasa air mata saya menetes, dan diantara pelajar pun ikut meneteskan air mata, kami semua terharu.
Di akhir saya berpesan kepada mereka kalau masa depan mereka bukan ditentukan oleh keadaan saat ini, tapi bagaimana cara mereka berjuang sejak hari ini.
Lalu, saya menemukan seorang pelajar berbakat bernama Fariz, dan kami pun mengobrol, saya memberikannya beasiswa kelas nulis dan akan mendampinginya hingga bisa menghasilkan cuan dari menulis.
Fariz, anak istimewa namun semangatnya sungguh membara, dan saya menangkap talenta di matanya. Mari Nak, kita menulis, tebarkan inspirasimu melalui tulisan…
Siap menulis cerita sejarah pribadi?