Bisnis di Era Digital

Sekarang sudah masuk zaman bisnis di era digital. Udah nggak bisa main separo-separo lagi di digital, semua harus dicoba semua harus optimal, dan semua musti gerak!

BISNIS DI ERA DIGITAL

Yang gerak nggak boleh cuman owner aja, semua team harus bergerak.

Ini contoh cerita saja, ketika Elon Musk mengambil alih kepemilikan Twitter Inc dengan efisiensi brutal, ribuan orang dipecat olehnya.

Setelah tersisa ribuan orang lainnya, lalu beliau mengirimkan surat kepada semua karyawan yang kira-kira bunyinya gini: “Sekarang aku pemimpinmu maka bersiaplah lebih bekerja keras bersamaku” dan kontan lebih dari 2000 orang mengundurkan diri.

Siapa yang mengundurkan diri? tentu mereka yang tak mau bekerja terlalu keras untuk perusahaan dan Elon Musk. Ya sudahlah pasti Elon Musk malah hepi dengan pengunduran diri mereka.

Elon Musk saja orang hebat tidak bisa kerja sendiri, dia membutuhkan orang-orang yang bisa bekerjasama dengannya untuk membuat perusahaan semakin hebat, kalau hanya karakter penunggu gajian, kerja seadanya, sudah jelas akan dipecat! atau ya akan mengundurkan diri karena tidak sevibrasi.

Hanya orang-orang yang mau bekerja keras dan bekerja bersama yang akan bersama-sama dalam sebuah perusahaan yang akan menghebat atau sudah hebat.

Sekali lagi sebuah perusahaan hebat bukan karena ownernya tapi karena semua bekerjasama menghebatkannya.

Dan cerita baru saya tentang penjualan buku pun berubah, awalnya menggunakan reseller lalu menggunakan affiliate tokopedia lalu ditambah akan menggunakan affiliate di tiktok dengan fee yang akan didapatkan jika di tiktok lebih besar yaitu 15 persen

Semua dipersiapkan dengan sebaik mungkin, kami mulai live dari jam 09.00 – 15. 00 dan kemudahan untuk affiliate.

Wuaaaa semua bekerja keras melakukannya, semua team ditambah semua harus ikut terlibat live yang durasinya panjang, dipaksa berubah, dipaksa bekerja keras. Semua cenat cenut tapi semua bahagia karena seperti sedang melalui tantangan baru yang butuh terus improve.

Terkait improve, saya mencontohkan membacakan buku ini dengan penuh penghayatan lalu ambroool saya nangis di live dan penonton yang diundang ikutan ambrol nangis, lalu beliau mengatakan, “Saya akan langsung membeli buku ini, sepertinya saya cocok dengan bukunya” ujar beliau

Setelah saya mencontohkan, team kami pun latihan dan setelahnya saya tanya, apa evaluasi livemu? jawabnya: “saya merasa kurang emosional, teh”

GOOD JOB!

Bisa menjalankan harus bisa mengevaluasi kurang lebihnya dimana.

Begitulah Indscript yang sekarang karyawannya sudah tidak segemuk dulu, awalnya 30++ sekarang tersisa 10an orang dan semua harus multitalenta.

Ternyata dengan 10 karyawan sekarang lebih bergerak lebih cepat, mereka menjadi team gerak yang super gaspool.

So, mau mempertahankan karyawan yang karakternya nunggu gajian dan ada di zona nyaman? atau mengajak mereka berubah dan bekerjasama pol-polan?

Salam gaspool,

Indari Mastuti

Pengusaha buku dan furniture. Semangat bisnis di era digital.

Leave a Comment