Jumlah keluarga besar kami kemungkinan sekitar 600++ an orang dari nenek-nenek kami dan setiap tahun ada pertemuan keluarga besar yang dihadiri sekitar 250++ orang.
Hari ini adalah meeting awal menyiapkan pertemuan keluarga besar yang panitia adalah keluarga nenek kami.
Setiap pertemuan selalu menyematkan suka cita karena kami semua sudah berkeluarga, memiliki kesibukan masing-masing, dan bersebaran di beberapa kota, sehingga momen bertemu seperti ini adalah memuaskan rindu, masya Allah.
Dan saya tak pernah lepas dari warna merah kan? hahaha, begitulah adanya warna merah adalah energi buat saya.
“Neng, suami teh furniture ya?” tanya salah satu sepupu yang berprofesi sebagai pengacara, kang @Aji
“Iya, kang? emang kenapa kang?” tanya saya
“Nanti akang mau main ke workshopnya suami eneng ya? kebetulan lagi butuh” ujarnya
“Lah, akang tahu darimana?” tanya saya lagi, soalnya saya jarang ngomong bisnis kalau lagi kumpul keluarga
“Dari facebook enenglah” katanya, duuuh mendadak saya malu wkwkwkwk
Masya Allah alangkah indahnya pertemuan apalagi diakhiri kolaborasi dengan keluarga sendiri, ner kan?
Saya memang sejak kecil dipanggil eneng kalau di keluarga mamah yang memang sunda aseliih, konon nama eneng itu panggilan sayang untuk anak perempuan.
Dan, rupanya usia saya 43 tahun pun masih dipanggil eneng, xxiixi, bener-bener kerasa sayangnya Kang Aji pada saya, dan saya memang termasuk yang merasa disayang oleh beliau yang lembut sejak saya kecil hingga remaja.
Saya juga masih suka meluk uwak dan emang loh hahaha, berasa ada di dekapan almarhum Bapak karena kanyaah mereka masih terasa di hati.
Kalau sama teteh-teteh saya, suka hebooh kalau ketemu, ngomong paheula-heula hahaha, cintaaa sama merekaaaa
Terima kasih uwak, emang, akang-akang, teteh-teteh saya yang pinuh kanyaah ka eneng, eneng siap jadi MC di acara keluarga dan bikin hebooooh hahahaha