Saya ditanya oleh mentor saya: mau mengembangkan bisnis atau mau terjun di bidang sosial?
Saya menjawab: saya akan mengembangkan bisnis untuk bisa mendanai kegiatan sosial!
Saya pernah ditegur mentor beberapa tahun lalu: bisnismu terlalu banyak beban sosialnya, coba mulai dibenahi untuk diperkuat sense of businessnya bukan sosialnya
Saya pernah juga ditegur mentor lain: Kalau kamu di sosial terus, bisnis akan meredup
Aaah, inilah yang menjadi alasan saya untuk bergerak di bisnis, saya ingin mendanai sejumlah kegiatan sosial, bukan menjadikan kegiatan sosial menjadi bisnis.
10 persen dari omzet perusahaan bahkan lebih untuk mendanai kegiatan sosial seperti program dhuafa, anak asuh, hibah modal usaha, dll, alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, hingga…kondisi perusahaan menurun.
Saya mulai menunggak pembiayaan anak asuh di pesantren
Saya mulai mengurangi jatah untuk yayasan sekolah gratis
Saya menghentikan (sejenak) gaji-gaji para dhuafa
NO, BISNIS INI HARUS KEMBALI MENGHEBAT! begitu janji saya dalam hati, agar Indscript tetap menjadi sahabat mewujudkan mimpi
Anak-anak asuh bisa tetap bersekolah
Dhuafa tetap tercukupi
Kegiatan sosial akan terus berlanjut
Dan saya mulai benahi kembali bisnis bersama mentor dan sahabat baik seperti Ko Denny Santoso, kembali melangkah bahkan berlari, demi banyak orang yang ada di sekitar Indscript.
Beberapa pengubahan yang dilakukan adalah dengan memisahkan bisnis dan social agar tidak saling berimbas, saya pun menyiapkan team profesional untuk menjalankan bisnis, dan team untuk menjalankan aktivitas sosial misalnya Novi Arianti, Nik Nonik, Wid.
Masya Allah, geliatnya terasa kembali dan I’M BACK! dengan formulasi baru.
Inilah yang saya sebut selama hidup kita akan bertemu dengan masalah-masalah baru namun di dalam masalah selalu ada makna-makna baru yang seharusnya membantu kita semua untuk bertumbuh lebih baik dan bisa menyempurnakan langkah.