Beberapa hari lalu saya kedatangan tamu yaitu Ibu Rini Widhorahardjo, kami sangat bahagia bisa bertemu kembali, dan obrolan kami seputar anak pun menjadi sangat hangat.
Saya bercerita, kalau anak bagaimana pun tak bisa dipisahkan dengan gadget tapi orang tua bijak menghadapi ini.
Contoh:
Ammar si lelaki kecil berusia 11 tahun sehabis subuhan di mesjid, langsung main sepeda, beristirahat sejenak, lalu dia pakai gadget ayahnya, tapi saya selalu ingatkan ada timernya dan dia memakai jam tangan untuk menghitung sendiri 1 jam saja di depan gadget
Contoh kedua:
Aisyah, si bungsu 3 tahun, jika ingin pakai gadget langsung disetel timer oleh ayahnya dan saat timer bunyi dengan sukarela dia menyerahkan kembali gadget ke kami. Waktu di timernya sederhana hanya 5 menit hahaha
Bu Rini merespon cerita saya tentang Aisyah mengenai timer 5 menit ini dan ingin saya membuat video saat Aisyah sedang depan gadget bertimer, “mungkin bisa jadi ide buat ibu-ibu yang lain, teh”
Terkait cerita diatas, saya hanya ingin berbagi inspirasi kalau melarang anak ini dan itu memang hasilnya tak selalu baik, suami saya berpesan, “kompromi saja dengan anak mereka melakukannya dengan syarat apa, anak pasti mau dibandingkan sekadar melarang”
Dan saya setuju dengan hal ini, akhirnya memang banyak hal di rumah kami adalah hasil kompromi antara orang tua dan anak
Misal:
Bersepeda berapa lama
Main gadget berapa lama
Renang berapa jam
Jajan dengan syarat apa
dan apapun hasil kompromi
Hasilnya? everybody happy, anak tak merasa terkekang, orang tua merasa nyaman saat anak melakukannya.
Semoga bermanfaat yaaaaa
Dari,