Pertemuan zoom saya dengan Yuni Ummu Wafi diawali dengan pertanyaan saya, “bagaimana hatimu saat ini?”
Saya menanyakannya karena ingin memastikan bahwa apa yang akan saya bicarakan tidak membuatnya bertambah sedih, saya akan membicarakan pekerjaan dan bisnis yang kami lakukan bersama-sama dan Yuni baru sebulanan kehilangan putri remajanya.
Putri remaja yang sholehah bernama Afifah, merupakan salah satu penulis remaja di Indscript dan meninggal di pesantren tempatnya menimba ilmu.
Teh, please nggak tahu waktu ya, bahas bisnis dan pekerjaan di saat sedang kehilangan #bisa saja ada yang komen itu
Tapi…kehilangan memang akhirnya tidak perlu menghambat segalanya.
Saya tak tahu sedalam apa kesedihan yang dihadapi oleh seorang ibu ketika ditinggalkan anaknya, namun saya sebagai leader akan tetap menemani jaringan saya untuk terus melangkah dan terus menguat.
Saat saya ditinggalkan oleh mama, saya sangat bersedih, dan rangkaian cerita saya tentang mama hadir di wall facebook, saya menulis dengan penuh air mata, namun saya tetap bekerja, berbisnis, dan hadir di berbagai undangan setelahnya.
Yuni juga sama, memenuhi facebooknya tentang Afifah, namun saya lihat dia tetap bekerja dan tetap menjadi mentor kelas video setelahnya.
Perempuan begitu rapuhnya, begitu lembutnya, hingga air mata bercucuran dalam berbagai situasi, namun perempuan sanggup menyembunyikan kesedihan saat didera kesibukan.
Tak ada waktu menangisi keadaaan…
Tak ada waktu untuk berdiam diri dan menyesali segalanya…
Ayo lekas bangun…
Ayo lekas melangkah…
Itu pula yang selalu saya gaungkan pada diri saya sendiri, untuk segera lekas bangun dan melangkah, tak peduli sesulit apapun kondisinya
Luka, kecewa, gagal, sedih, bahagia, suka cita, datang silih berganti dan harus diterima dengan lapang dada, harus tetap melihat dengan kacamata sederhana sebagai bentuk kasih sayangNya
Selamat hari kartini untuk seluruh perempuan Indonesia, tetaplah kuat, tetaplah hebat tak peduli situasi yang engkau hadapi saat ini
Dari sahabatmu,
Peluk sayang dari jauh
Indari Mastuti