13 Tahun Bersamamu
8 Agustus 2007 – 8 Agustus 2020
Alhamdulillah kemarin tepatnya tanggal 8 Agustus 2020 adalah hari pernikahan kami yang ke-13, sungguh perjalanan 13 tahun yang sangat menyenangkan bersamamu dengan bumbu pengalaman membina bahtera rumah tangga yang begitu kaya rasa.
13 tahun Allah membersamai kami dengan menitipkan 3 orang anak yang Alhamdulillah sangat kami sayangi dengan sepenuh hati.
Selama 13 tahun pernikahan ini tidak sekali pun kami bertengkar hingga Nanit pernah bertanya “Ayah sama Bunda kalo berantem malam-malam ya? jadi Nanit gak pernah liat kalo Ayah sama Bunda berantem”
Selama 13 tahun pernikahan memang sering terjadi salah paham, beda pendapat hingga sering terjadi diskusi alot yang menguras energi dan emosi tetap tidak pernah sekali pun berujung dengan pertengkaran.
Selama 13 tahun rasanya (rasanya loh ya…) saya lebih banyak mengalah jika terjadi perbedaan pendapat diantara kami, kenapa? berikut adalah beberapa diantara alasan-alasannya:
1. Istri itu harus banyak ngomong jadi kalau dia lagi ngomongin unek-uneknya saya cuma diam, ya diam, tidak berkata apa-apa selain mendengarkan semua omongannya agar keluar semua isi hatinya pada saat itu, setelah selesai dia ngomong yang saya lakukan adalah memeluknya dan meminta maaf kalau yang saya lakukan membuatnya kecewa TANPA memberikan alasan-alasan kenapa saya melakukan hal tersebut.
Baru setelah 2 atau 3 hari, disaat suasana hatinya sudah normal itulah momen saya menjelaskan alasan-alasan saya melakukan hal tersebut dan terbukti, saat itu yang terjadi adalah diskusi sehat kadang dengan diselingi tertawa terbahak-bahak namun tetap diakhiri dengan pelukan.
2. Saya selalu support istri saya untuk melakukan apa saja selama itu tidak bertentangan dengan hukum Allah dan hukum di negara ini, sambil saya ikut memantau progressnya karena istri saya ini idenya gak habis-habis dan rasanya pengen semua dilakukan. Alhamdulillah selama ini banyak juga ide yang dieksekusi dihentikan tengah jalan setelah saya memberikan beberapa masukan dan pandangan baik itu untuk kegiatan bisnis, sosial apalagi dalam kegiatan ibadahnya.
3. Beberapa orang menilai saya adalah salah satu Suami Takut Istri dan saya jawab memang benar saya takut istri tapi saya takut ditinggalkannya bukan takut dimarahi atau apa pun karena saya merasa nyaman, merasa senang dan merasa bangga ketika dia ada di samping saya.
4. Saya memperlakukan istri dengan sebaik-baiknya, TIDAK PERNAH SEKALI PUN saya memarahinya, memelototinya, membentaknya, apalagi sampai memukulnya. Naudzubillah. Semua saya lakukan demi menjaga hati dan martabatnya dan juga alasan lain karena saya ingin kelak Nanit dan Aisyah diperlakukan sama, dihormati, dihargai, dan dijaga oleh suaminya sekaligus saya sedang mengajarkan Ammar bagaimana cara dia kelak harus memperlakukan istrinya.
5. Saya menurunkan ego saya tentang kesenangan saya jika itu membuat istri tidak suka, misalnya saya tidak mengikuti kegiatan anak-anak motor karena istri tidak suka kalau ditinggal kopdar malam-malam (sorry ya gaes), bahkan saya berhenti merokok sejak tahun 2015 karena istri tidak suka dengan bau rokok (kalau ini mah Alhamdulillah)
6. Saya selalu mengabulkan permintaannya jika dia ingin sesuatu selama saya sanggup memenuhinya entah itu ingin beli barang, ingin pergi ke mana atau ingin memberi sesuatu kepada seseorang. Jika hal ini membuat dia senang maka saya juga senang bisa membuatnya senang sampai hal ini pernah beberapa kali membuat anak-anak kami cemburu pada bundanya karena kalau bunda yang minta pasti dikasih tapi kalau mereka yang minta belum tentu dikabulkan hehehe.
7. Saya memberikannya keleluasaan untuk belajar, bersosiaisasi dan memberikannya waktu untuk melakukan kesenangannya agar bisa berkegiatan lebih produktif dalam mengembangkan potensinya sehingga aktualisasi diri tetap berlangsung dan tentu saja agar waktunya bisa digunakan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi ummat.
8. Saya mengajarkannya ibadah yang benar sesuai tuntunan sunnah, mulai dari wudhu, shalat, bacaan Quran hingga ibadah lainnya dan tentu saja ini masih berlangsung sampai detik ini dan semoga kelak ini menjadi wasilah agar kami bisa berkumpul kembali di surga-Nya.
9. Jika saya meraka jengkel atau kesal sama istri, yang saya lakukan adalah tarik napas panjang lalu beristighfar kemudian saya sadari kalau dia adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kesalahan yang dia lakukan bisa saja terjadi pada saya yang melakukannya setelah itu saya berdoa agar diberikan ketenangan hati karena saya khawatir jika hati sedang emosi maka mulut akan mengeluarkan kata-kata yang bisa menyakitinya. Kalau dia menghilangkan barang milik saya, saya tidak memarahinya tapi saya berdoa semoga Allah mengganti dengan barang yang lebih baik, barang bisa dibeli jika Allah memberi rezeki tapi jika saya menyakitinya saya takut Allah yang marah sama saya.
13 tahun bersamamu adalah waktu yang sangat berharga dan semoga kita bisa terus saling menjaga, saling melengkapi dan saling berbagi hingga maut memisahkan dan pada akhirnya semoga Allah mengumpulkan keluarga kita kembali kelak di surga-Nya.
by Indari M